Senjata Trisula Weda Ratu Adil + 939 (bagian ke-2) A. Senjata Trisula Weda. Bait terakhir ramalan Jayabaya mengandung nilai makna yang tersurat, penafsiran yang tersirat, juga berupa Sandi dan lainnya, dari Sandi yang terpecahkan terbaca isi yang terkandung ternyata mengandung ajaran Budi Pekerti Adiluhung, ada juga sedikit mengenai Hukum dan Tata Negara. Pembahasan Trisula Weda pada bagian kedua ini Kita fokuskan ke Budi Pekerti Adiluhung, Kita perlu memahami dulu apa sebenarnya Senjata Trisula Weda yang dibawa oleh Ratu Adil, Kita kaji dari beberapa sumber sebelum kita membahas hal ini lebih lanjut. 1. Arti kata Senjata Trisula Weda
** Dari beberapa sumber seperti makna petikan diatas Senjata Trisula Weda dapat Kita jabarkan : Senjata Trisula Weda pemberian Dewa yang dibawa oleh Ratu Adil adalah ajaran suci Wahyu dari Tuhan, bersimbol Senjata Trisula Weda satu pasang yaitu Trisula Weda Raja (laki-laki) dan Trisula Weda Ratu (perempuan). Satu pasang Senjata Trisula Weda ini juga merupakan simbol kehidupan dan Jagad raya identik dengan simbol Lingga dan Yoni yang banyak terdapat pada peninggalan Purbakala pada Candi-candi. 2. Pedoman Senjata Trisula Weda. Mengapa Kita harus berpedoman pada Senjata Trisula Weda ini marilah Kita lakukan pengkajian kebenarannya dan bagaimana falsafah yang terkandung dalam ajaran senjata Trisula Weda itu. Kita perlu mengupas apa yang terkandung dalam ajaran Trisula Weda sebelum Satrio Piningit mengajarkan ajaran Trisula Weda, hal yang Kita kupas sebenarnya adalah Kebenaran, Kebenaran sejati merupakan suatu hal yang pasti dan logis, baca uraian singkat di bawah ini.
Senjata Trisula Weda terdiri atas sepasang senjata yaitu Senjata Trisula Weda Laki-laki (Raja) dan Senjata Trisula Weda Perempuan (Ratu), senjata sepasang ini identik dengan Lingga dan Yoni penggunaan satu pasang senjata Trisula berbeda antara Trisula Weda Raja dan Trisula Weda Ratu, ikuti penjelasan dibawa ini:
Dari pedoman Senjata Trisula Weda ini secara horizontal hidup Kita lebih fleksibel dan dapat harmonis dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan sehingga hidup Kita sehat lahir batin, demikian juga hubungan Vertikal kepada Tuhan akan lebih fokus. 3. Uraian ajaran yang terkandung dalam Senjata Trisula Weda Raja & Ratu. Untuk mempelajari bagian-2 ini perlu pemahaman bagan gambar dan penjelasan pada bagian-1, pahami gambar nanti dengan sendirinya Anda mudah mengerti dan dapat mempraktekkan pada kehidupan nyata dengan hati yang tulus.
B. Kedatangannya Ratu Adil membawa Senjata Trisula Weda. Datangnya Ratu Adil dengan Tim Satrio Piningit di Dunia ini untuk membimbing Manusia kembali ke jalur Selaras-nya alam dan keteraturan Jagad Raya. Dengan Senjata Trisula Weda, kekuatan alam, makhluk halus dan Tim Satrio Piningit yang dipimpin Ratu Adil akan dapat mengubah kehidupan Dunia dari yang kacau dan serba terbalik itu untuk menjadi selaras dengan hukum alam dan Jagad raya hingga kembali menjadi Harmonis. Siapa yang membantah akan cepat musnah atau mati (baca bait-166). Bait 159 menjelaskan kedatangannya Ratu Adil tampil menduduki kekuasaan Ratu, disini jelas Ratu Adil adalah Laki-laki dan merupakan Manusia pilihan Tuhan. Jaman yang serba terbalik akan dikembalikan pada garis jaman Adil dengan Senjata Trisula Weda yang kekuatannya tiada bandingnya akan dimulai pembalikan jaman pada mula kehadirannya, kuasanya sampai seluruh penjuru Dunia ("bahasa Jawa : sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu = bahasa Indonesia : pada delapan penjuru arah mata angin, menduduki kekuasaan Ratu"). Kekuatan yang menyatu pada Ratu Adil dengan Tim Satrio Piningit yaitu diantaranya adalah Senjata Trisula Weda, kekuatan alam dan kekuatan makhluk halus, siapa saja yang melanggar Hukum tidak dapat bersembunyi dimanapun akan mendapat ganjarannya atau balasannya (hukuman tidak dapat dihindari). Pada bait 159 ini isinya menggambarkan jelas Ratu Adil bukan dari PARPOL ataupun juga bukan pilihan Rakyat jadi jelas bukan Pejabat Pemerintah, akan tetapi Manusia pilihan Tuhan, hal ini diperkuat bait 171, ("bahasa Jawa : nganggo simbol ratu tanpa makutha = bahasa Indonesia : memakai simbol Ratu tanpa Mahkota"). ------------* Bahasa Jawa ---159. selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu bakal ana Dewa ngejawantah apengawak Manungsa apasurya padha bethara Kresna awatak Baladewa agegaman trisula wedha jinejer wolak-waliking zaman wong nyilih mbalekake, wong utang mbayar utang nyawa bayar nyawa utang wirang nyaur wirang * Bahasa Indonesia selambat-lambatnya kelak menginjak tutup tahun pada delapan penjuru arah mata angin, menduduki kekuasaan Ratu akan ada Dewa tampil berbadan Manusia berparas seperti Batara Kresna berwatak seperti Baladewa bersenjata Trisula Weda dimulai datangnya perubahan zaman orang pinjam mengembalikan, orang berhutang membayar hutang nyawa bayar nyawa hutang malu dibayar malu Petikan : "Dewa adalah perwujudan sinar suci dari Hyang Widhi (Tuhan) yang memberikan kekuatan suci untuk kesempurnaan hidup mahluk. Dewa berasal dari bahasa Sansekerta “div” yang artinya sinar. Istilah Deva sebagai mahluk Tuhan adalah karena Deva dijadikan ( dicipta-kan ) sebagaimana dikemukakan di dalam kitab Reg Veda X. 129.6. Dengan diciptakan ini berarti Deva bukan Tuhan melainkan sebagai semua mahluk Tuhan yang lainnya pula, diciptakan untuk maksud tujuan tertentu yang mempunyai sifat hidup dan mempunyai sifat kerja ( karma ). " *(Budaya Bali Dewata Nawa Sanga - Penguasa 9 Penjuru Mata Angin). **(Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, Dewa-Dewi Hindu.) **Dewata Nawa Sanga, Penguasa 9 Penjuru Mata Angin, berhubungan dengan kemunculan Ratu Adil disebut Dewa yaitu sebagai Dewa yang ke-9 berada di tengah arah mata angin adalah Dewa Siwa.** Bait 166 menggambarkan kesaktian Ratu Adil lewat ucapan dan bait ini juga menggambarkan kesaktian lewat hati dan pikiran, kesaktian ini sering Penulis dengar dari orang-orang Tua, selain Ratu Adil orang-orang Jawa pada masa lalu jaman Kabudan atau jaman Buda (jaman budi pekerti), orang-orang Jawa ucapannya dapat langsung jadi nyata seperti sabda Ratu Adil, hal ini bisa terjadi pada orang-orang Jawa pada masa jaman Buda karena pada masa itu orang-orang Jawa Berbudi Pekerti Adiluhung, Jujur dan hatinya bersih, ini sesuai ajaran Senjata Trisula Weda yang dibawa oleh Ratu Adil untuk mengembalikan ke jaman Budi Pekerti Adiluhung atau ke jaman Buda. Kesaktian Ratu Adil di bait 166 ini menggambarkan tidak dapat dibantah ucapan dan ajarannya, harus hati-hati jika di hadapan Ratu Adil jangan sampai ucapannya tidak terkendali karena berbahaya dan perlu dicatat Ratu Adil bukan tipe orang yang gila hormat. -------------* Bahasa Jawa ---166. idune idu geni sabdane malati sing mbregendhul mesti mati ora tuwo, enom padha dene bayi wong ora ndayani nyuwun apa bae mesthi sembada garis sabda ora gentalan dina, beja-bejane sing yakin lan tuhu setya sabdanira tan karsa sinuyudan wong sak tanah Jawa nanging inung pilih-pilih sapa * Bahasa Indonesia ludahnya ludah api sabdanya sakti (terbukti) yang membantah pasti mati orang tua, muda maupun bayi orang yang tidak berdaya minta apa saja pasti terpenuhi garis sabdanya tidak akan lama beruntunglah bagi yang yakin dan percaya serta mentaati sabdanya tidak mau dihormati orang se tanah Jawa tetapi hanya memilih beberapa saja C. Pengkajian yang tersurat dan tersirat bait terakhir ramalan Jayabaya. Marilah Kita sekarang mengkaji dan mengoreksi beberapa bait yang tersurat dan tersirat dalam bait-bait yang ada pada bait terakhir ramalan Jayabaya, dimana sudah banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran hukum dan tatanan hidup secara merata pada setiap tingkat kehidupan, pada bait ramalan Jayabaya digambarkan sampai pada tingkat Ratu (Raja). Pedoman Senjata Trisula Weda sudah waktunya digunakan agar tatanan hidup Manusia berubah kembali menjadi berbudi pekerti Adiluhung dan kembali selaras dengan alam kehidupan dan Jagad raya. Dari hasil membaca tanda alam Ratu Adil sudah ada tinggal tunggu waktu keluarnya sebagai Master dari Para Satrio Piningit dan akan bergelar Ratu Adil. Bait 141 adalah merupakan gambaran kejadian bencana alam yang sedang terjadi sudah diluar normal tidak ada tanda-tanda jika akan terjadi bencana ini menandakan terjadinya keadaan yang negatif penyebabnya adalah Manusia yang banyak melakukan hal perbuatan diluar jalur hukum alam, sudah banyak getaran frekuensi negatif (aura negatif) yang berlawanan dengan keharmonisan alam sehingga keadaan alam goyah dan untuk kembali menjadi harmonis memerlukan perubahan (evolusi) yang berakibat bencana-bencana diluar normal. ------------Banyak Manusia yang pada takut terbongkar rahasia keburukan pribadinya karena perbuatannya tidak sesuai dengan ajaran Budi Pekerti Adiluhung, sehingga membenci pada Orang-orang waskita yang sering melakukan tirakat berpuasa Pati geni (puasa cara Orang-orang Jawa yaitu tidak makan, tidak minum, tidak melihat api + tidak melihat cahaya dan tidak tidur). * Bahasa Jawa ---141. banjir bandang ana ngendi-endi gunung njeblug tan anjarwani, tan angimpeni gehtinge kepathi-pati marang pandhita kang oleh pati geni marga wedi kapiyak wadine sapa sira sing sayekti * Bahasa Indonesia banjir bandang dimana-mana gunung meletus tidak dinyana-nyana, tidak ada isyarat dahulu sangat benci terhadap pendeta yang bertapa, tanpa makan dan tidur karena takut bakal terbongkar rahasianya siapa anda sebenarnya Bait 142 adalah gambaran jelas situasi jaman sekarang ini dimana Manusia sudah banyak yang melupakan Budi Pekerti Adiluhung sehingga hidupnya menjadi gila tidak membedakan rejeki halal dan haram pada berebut untuk mendapat bagian, orang-orang berdosa hidupnya pada hura-hura. ------------Petani di bait 142 ini bukan petani yang menanam padi di sawah tapi merupakan gambaran Orang-orang yang berbuat jujur mengajarkan kebaikan dan Budi Pekerti dalam kehidupan ini akan mempunyai tantangan besar karena akan dilecehkan, tidak digubris dan difitnah. * Bahasa Jawa 142. pancen wolak-waliking jaman amenangi jaman edan ora edan ora kumanan sing waras padha nggagas wong tani padha ditaleni wong dora padha ura-ura beja-bejane sing lali, isih beja kang eling lan waspadha * Bahasa Indonesia sungguh zaman gonjang-ganjing menyaksikan zaman gila tidak ikut gila tidak dapat bagian yang sehat pada olah pikir para petani dibelenggu para pembohong bersuka ria beruntunglah bagi yang lupa, masih beruntung yang ingat dan waspada Kejujuran adalah keindahan kejujuran adalah ketentraman kejujuran adalah kedamaian kejujuran adalah kebahagiaan kejujuran adalah budi pekerti Adiluhung kejujuran adalah selaras dengan keteraturan alam dan Jagad raya, dan masih banyak kebaikan lagi, apakah Anda masih ragu ? Jika masih ragu Anda pelajari bait 143 ini. Bait ini mencerminkan orang-orang yang tidak jujur dan Para Koruptor di dalam kehidupan ini pada jaman sekarang, kemunculan Ratu Adil dengan makhluk halus, Tim Satrio Piningit dan kekuatan alam akan menyelesaikan hukumnya dengan kekuatan yang tidak dapat dibendung oleh kekuatan apapun, kini tanda-tanda alam sudah ada dan energi mulai beraksi meresap ke dalam empat unsur dan pikiran mulai tanggal, 07 Januari 2013, reaksi gejolaknya naik secara Linier dan tidak lebih dari 2 tahun akan mencapai titik maksimum. Bait 143 adalah menggambarkan kehidupan nyata ini sampai tingkat Ratu (Raja) tidak menepati sumpahnya, Korupsi, merusak hutan, mencuri pertambangan dan kehidupan yang keras hingga hidupnya gelisah tersiksa dan kalau malam tidak dapat tidur nyenyak. Tidak mengindahkan ajaran dari para Leluhur Orang Jawa yaitu ajaran Budi Pekerti Adiluhung dan juga tidak mengindahkan ajaran Kebenaran yang diajarkan oleh berbagai Agama. Misi Ratu Adil dengan para Satrio Piningit membawa kembali kebenaran dengan ajaran Senjata Trisula Weda, Dengan ini Budi Pekerti Adiluhung ditegakkan hingga Keadilan tercipta jadi kenyataan benar-benar Adil dan merata. -----------* Bahasa Jawa ---143. ratu ora netepi janji musna kuwasa lan prabawane akeh omah ndhuwur kuda wong padha mangan wong kayu gligan lan wesi hiya padha doyan dirasa enak kaya roti bolu yen wengi padha ora bisa turu * Bahasa Indonesia raja tidak menepati janji kehilangan kekuasaan dan kewibawaannya banyak rumah tinggi bersusun orang makan sesamanya kayu gelondongan dan besi juga dimakan katanya enak serasa kue bolu malam hari semua tak bisa tidur Bait 146 adalah menggambarkan kerusakan Budi Pekerti secara merata pada jaman sekarang ini dimana persekongkolan untuk melakukan kejahatan merajalela sehingga orang-orang yang jujur tersingkirkan dalam lingkungan pekerjaan karena pencurian barang dan manipulasi keuangan (pencurian uang atau Korupsi) telah mengakar. Orang-orang yang melakukan kejahatan berbangga Diri, yang berlaku benar hanya bisa termangu-mangu tidak dapat berkutik, pangkat dan kedudukan digunakan untuk kesempatan memperkaya Diri sumpahnya tidak ditepati, kehidupan mewah berfoya-foya, hidup gengsi dan selera tinggi sumber dari semua kejahatan karena nafsunya tidak dikendalikan. -----------* Bahasa Jawa ---146. wong waras lan adil uripe ngenes lan kepencil sing ora abisa maling digethingi sing pinter duraka dadi kanca wong bener sangsaya thenger-thenger wong salah sangsaya bungah akeh bandha musna tan karuan larine akeh pangkat lan drajat padha minggat tan karuan sebabe * Bahasa Indonesia orang waras dan adil hidupnya memprihatinkan dan terkucil yang tidak dapat mencuri dibenci yang pintar curang jadi teman orang jujur semakin tak berkutik orang salah makin pongah banyak harta musnah tak jelas larinya banyak pangkat dan kedudukan lepas tanpa sebab Bait 150 adalah gambaran kehidupan jaman sekarang karena ada hukum diperjual belikan oleh kelompok orang-orang tertentu, sedang penegak hukum tidak dapat melaksanakan tugas yang sesuai dengan prosedur pada banyak kasus. Orang-orang berbuat baik tidak mendapat tempat dilingkungan Orang-orang jahat yang pekerjaannya menipu dan jahat karena Manusia menganggap menipu merupakan kebanggaan sebagai suatu hal yang utama. ------------* Bahasa Jawa ---150. ukuman ratu ora adil akeh pangkat jahat jahil kelakuan padha ganjil sing apik padha kepencil akarya apik manungsa isin luwih utama ngapusi * Bahasa Indonesia hukuman raja tidak adil banyak yang berpangkat, jahat dan jahil tingkah lakunya semua ganjil yang baik terkucil berbuat baik manusia malah malu lebih mengutamakan menipu Bait 162 di bawah ini merupakan tanda Warning untuk yang bersalah melanggar hukum dan melecehkan hukum, tidak berpegang kejujuran, Kebenaran dan tidak Berbudi Pekerti. Ada tiga pihak yang bergerak, Nyamuk bukan nyamuk sebenarnya ingat nyamuk keluar malam dan menggigit berhubungan dengan darah, semut bukan semut sebenarnya tapi semut punya Ratu dan Putra Bethara Indra ikut bergerak memimpin pasukan makhluk halus, semua bergerak dengan cara dan Misi masing-masing. -------------* Bahasa Jawa ---162. akeh wong dicakot lemut mati akeh wong dicakot semut sirna akeh swara aneh tanpa rupa bala prewangan makhluk halus padha baris, pada rebut benere garis tan kasat mata, tan arupa sing madhegani putrane Bethara Indra agegaman trisula wedha momongane padha dadi nayaka perang perange tanpa bala sakti mandraguna tanpa aji-aji * Bahasa Indonesia banyak orang digigit nyamuk mati banyak orang digigit semut hilang banyak suara aneh tanpa rupa pasukan makhluk halus sama-sama berbaris, berebut garis yang benar tak kelihatan, tak berbentuk yang memimpin adalah putra Batara Indra bersenjatakan trisula wedha para asuhannya menjadi perwira perang jika berperang tanpa pasukan sakti mandraguna tanpa aji-aji (azimat) Catatan : Terjemahan dari bhs Jawa ke bhs Indonesia pada bait-bait diatas ada yang tidak sama dengan sumbernya karena tidak akurat maka Penulis mengedit untuk menterjemahkan ke bahasa Indonesia yang lebih akurat. Sumber : http://nurahmad.wordpress.com. bait terakhir ramalan jayabaya
E. Daftar Pustaka :
F. Link menuju halaman Senjata Trisula Weda yang lain : |
- G. Pesan Penulis :
- Artikel ini Penulis persembahkan untuk Masyarakat luas gambar dan artikel Penulis ijinkan diperbanyak dengan cara yang sewajarnya, mohon dicantumkan alamat sumber blog dan nama Penulis.
- Alamat blog :
- http://ufo-spiritual.blogspot.com/2013/01/senjata-trisula-weda-ke-2.html#comment-form
- Nama Penulis : Moch. Nachli.
- H. Catatan :
- Jaman Buda (Kabudan) atau jaman Budi Pekerti, asal kata berasal dari persepsi cerita Rakyat turun-temurun yang isi ceritanya menceritakan kehidupan dimana pada waktu itu Masyarakat Jawa hidup dalam lingkungan Budi Pekerti Adiluhung.
- Bait yang dibahas pada bait terakhir ramalan Jayabaya diatas :
- bait 141, bait 142, bait 143, bait 146, bait 150, bait 159, bait 162, bait166.
Edit tgl. 24.4.2013
Diambil tgl.5 Mei 2013 dari :
http://ufo-spiritual.blogspot.com/2013/01/senjata-trisula-weda-ke-2.html